Sabtu, 28 Januari 2012

Pencuri*

Ermautie

Sebuah buku yang berisikan tentang pendidikan anak menuliskan kesimpulan pada cover belakang bukunya yaitu “ pakar psikolog dalam mengajarkan anak mengklasifikasikan mereka kedalam dua kategori, ketegori umur dan kategori karakter, karena dua anak yang sama umurnya belum tentu sama karakternya, dan dua anak yang berbeda umurnya sama karakternya”. Benar sekali tulisan tersebut,  karena saya merasakan itulah fenomena yang ada. Seperti kejadian anak kecil yang mengajari saya. Kejadian itu ketika saya sedang berada di sebuah lingkungan pelajar, saya bertemu dengan anak-anak tingkatan ibtidaiyah atau disebut juga SD. Salah seorang teman mereka ketahuan mencuri makanan di kantin, setelah diusut ternyata itu bukan yang pertama kalinya mencuri, sudah sering perbuatanl tersebut dilakukan olehnya, dan teman-temannya juga mengatehui sifatnya yang suka mencuri. Berita tersebut akhirnya diketahui oleh seluruh pelajar dari tingkat ibtidaiyah, mutawasitah, aliyah, mereka semua mencibir si pencuri tersebut, setelah kembali dari belajar, teman-teman anak pencuri itu mengajaknya untuk bermusyawarah membayar barang yang dicuri oleh temannya, dan mengatakan kepada teman yang mencuri “kamu kalo mau barang itu bilang aja sama aku, nanti aku beliin. Kalo aku gak bisa kasih nanti aku penjemim, aku temen kamu. Kalo mau pinjem izin dulu”.  Seperti guru yang amat mungil badannya tetapi sangat teladan untuk di contah, mendengar kata-kata itu dari mulut anak kecil yang umurnya jauh lebih muda dibandingka dari saya. 
 
 
*dikumpulkan 27 Januari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar