Jumat, 27 Januari 2012

Konsep Hidup Berkah

(Maria Ulfah, 01 08 034)

Makna Berkah
Setiap manusia pasti mendambakan hidup penuh berkah. Karena hidup penuh berkah itu nikmat dan membahagiakan. Berkah berasal dari bahasa Arab (barakah) yang berarti kebaikan yang melimpah (al-khair al-wafir). Berkah tidak sama dengan “Berkat” (jawa). Tapi memperoleh berkat bisa menjadi salah satu indikator hidup berkah. Barakah itu sendiri asal mula maknanya adalah al-nama’ wa al-ziyadah (bertumbuh dan bertambah).  

Mengapa Hidup harus Berkah?
Hidup penuh berkah adalah hidup yang dijalani dengan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya melalui amal ibadah demi meraih ridha-Nya. Ridha Allah swtadalah dambaan setiap Muslim. Keridhaan-Nya merupakan sumber kemakmuran jiwa dan ketenteraman hati, sehingga memancarkan cahaya kebaikan dan kebenaran dalam berbuat, berkarya, dan menjalani hidup pada umumnya.

Kunci Hidup Berkah
Hidup penuh berkah itu sangat ditentukan oleh enam sikap dan sifat terpuji. Pertama adalah sifat MALU. Malu adalah kunci keutamaan, sebab rasa malu membuat Muslim bersikap hati-hati untuk tidak melanggar larangan Allah. Nabi SAW. bersabda: "Malu itu tidak akan mendatangkan kecuali kebaikan" (HR. al-Bukhari).
Kedua yaitu sikap dan sifat Syukur. Syukur adalah kunci peningkatan rezki. Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah, syukur merupakan pujian dan pengakuan hamba terhadap nikmat Allah yang disertai dengan rasa cinta dan ketaatan kepada-Nya. Allah swt berfirman:  "Jika kalian bersyukur, maka pasti akan aku tambahkan nikmat-Ku, dan sebaliknya jika kalian kufur, maka adzab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim [14]: 7).
Sikap yang ketiga yaitu ucapan yang baik (al-Kalam al-Thayyib). Tutur kata yang baik merupakan kunci terbukanya hati. Baik dalam berbicara adalah sedekah dan memberi senyuman kepada sesama merupakan sedekah yang paling ringan dan mudah. 
Sifat selanjutnya yaitu birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua). Berbakti kepada orang tua  merupakan kunci keridhaan. Keridhaan dan do’a orang tua merupakan pintu masuk segala kebaikan dan keberkahan. Nabi saw bersabda: “Siapa yang membuat orang tuanya ridha, maka Allah akan meridhainya. Sebaliknya, siapa yang membuat orang tua murka, maka Allah akan memurkainya.”(HR. Al-Bukhari).
Sifat yang juga dibutuhkan dalam mencapai hidup berkah adalah Qana’ah (merasa cukup). Sifat ini merupakan kunci kekayaan. Orang yang bersifat qana’ah tidak akan serakah dan egois, sehingga ia tidak mudah tergoda oleh kekayaan duniawi. Sabda Nabi SAW.: “Kekayaan bukanlah terletak pada banyaknya harta. Kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Sikap terakhir yang harus dimiliki untuk meraih hidup berkah yaitu konsisten dalam berdoa. Doa merupakan kunci segala kebaikan dan ketenteraman jiwa. Doa adalah kekuatan spiritual yang mengantarkan hamba kepada kepasrahan diri kepada Allah, sikap optimis, dan baik sangka kepada-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar