Jumat, 27 Januari 2012

-----

Oleh: Burhanita

    Dua setengah tahun yang lalu,  pada awalnya aku tidak berfikir untuk ‘kuliah’ di sini.  Aku hanya ingin men-‘cash’ ruhiyah danmeningkatkan  tsaqofah islamiyah.  Layaknya orang haus yang mencari air, merasa ini sebagai kebutuhan mendesak.  Tidak aku dapatkan di aktivitas rutinitasku, sehingga harus ‘tarbiyah dzatiyah’.
    Setahun pertama, baru kuketahui dari kartu ujian bahwa jurusanku adalah ’Komunikasi Penyiaran Dakwah Islam’.  Ini tidak terlalu kupikirkan, karena aku sibuk dengan diriku sendiri.  Semangat mencari ilmu, belajar dan mendapatkan kepuasan batin atas ilmu yang kudapatkan.  Selanjutnya semua pelajaran sangat aku nikmati, favoritku adalah mata kuliah Hadits, Fiqh dan Siroh.  Sampai akhir sementer empat, ada form yang harus kuisi, semacam komitmen kuliah sampai jenjeng S1.  Hmmm.....
    Memasuki semester lima, aku bertemu dengan mata kuliah Metode Study Islam, Metode Penelitian dan Jurnalistik.  Rasanya bukan ilmu-ilmu ‘berat’ seperti ini yang kucari.  Aku hanya seorang Ibu rumah tangga yang sudah cukup sibuk dengan urusan keluarga dan sosial.  Ditambah dengan usia yang sudah di atas empat puluh tahun, jangan-jangan daya fikir dan analisaku sudah ‘lola’ (loading lama).  Tapi inilah sesuatu yang sudah kupilih, harus dilalui dengan konsekuen, do your best and be ikhlas.
    Sampai  akhirnya di hari-hari penghabisan kuliah.  Saat konsultasi tugas pembuatan proposal penelitian,  salah satu Dosen mengingatkanku, “Anda ini kuliah di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, obyek penelitiannya juga harus terkait dan bermanfaat untuk itu”.  Cukup membuatku  tersentak dan tafakur.  Di mata kuliah yang berbeda, Dosen lain juga mengatakan hal senada, “Anda kuliah di Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, targetnya adalah sanggup menyiarkan dan mengkomunikasaikan Islam ke luar, dalam bentuk apapun”.  Masya Allah.
    Inilah aku ’Sang Juru Bicara Islam’, betapa berat amanah ini.  Tidak sama antara aku dengan orang yang tidak kuliah disini.  Di pundakku ada beban lain sebagai ‘apresiasi’ atas apa yang aku sudah peroleh.  Sangatlah egois jika tujuanku kuliah disini hanya sekedar mendapatkan kepuasan ilmu semata.  Sebagaimana Al-Qur’an menyebutkan, “Wa maan ahsana qaulaan min man da’a ilallah...”.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar