Selasa, 27 Desember 2011

WARUNG KOPI DAN ARAB SPRING


Oleh: Imam Maulana (Semester 5 sore)

Ada satu kesamaan menarik dari orang Aceh dan orang Mesir yaitu kegemaran mereka minum kopi. Maka tidak aneh bila di jalanan Aceh dan Mesir banyak kita temui kedai-kedai atau warung-warung kopi yang menyajikan beragam cita rasa kopinya. Tapi saat ini saya hendak berbicara tentang seorang tokoh yang memulai gerakannya dari kedai-kedai kopi di Mesir. Namanya Hasan Al Banna. Ia seorang tokoh yang melahirkan sebuah gerakan yang bernama Ikhwanul Muslimin. Menariknya seperti yang saya sebut di atas, gerakan ini di mulai dari obrolan-obrolan di warung kopi. Memag itu semua tidak sepenuhnya beliau lakukan di warung kopi. Tapi ada satu hal yang tidak boleh di lupakan oleh kita bahwa orang Mesir seperti juga orang aceh, sangat suka minum kopi di kedai-kedai.
Gerakan dakwah Ikhwanul Muslimin saat ini menjadi gerakan dakwah fenomenal dan terbesar. Gerakan ini tumbuh dari grassroot yang dibina oleh Hasan Al Banna dari masjid ke masjid, madrasah ke madrasah, dan tentu dari kedai kopi yang satu ke kedai kopi yang lain. Rupanya Hasan Al Banna tau betul bahwa orang Mesir punya kebiasaan terutama di pagi hari, duduk-duduk di warung kopi dan mendiskusikan apapun tentang realitas sosial yang ada. Dari sinilah fikrah ikhwan masuk dan merembas serta di terima masyarakat Mesir yang akhirnya melahirkan gerakan sosial sosial, bahkan politik yang kini menjadi perubahan besar di dunia Arab dean Afrika Utara.
Kini, Ikhwanul Muslimin menjadi gerakan yang menginspirasi revolusi Arab atau yang kita kenal sekarang dengan istilah Arab Spring. Pemilu di Turki, Tunisia, Maroko, dan tentu di Mesir dimenangkan oleh partai yang muncul dari gerakan Ikhwanul Muslimin. Dari warung kopi gerakan ini benar-benar bersemi ke negara-negara Arab. Apakah kita mulai berfikir membuka warung kopi? Tentu bukan itu maksudnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar